Minggu, 20 Februari 2011

Cerita Ayah tempo Doeloe

Lebaran tahun ini, keluargaku mudik ke rumah ayahku. Setelah bosan dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Oh ya, Meysa adalah anak pertamaku umurnya baru 5 tahun, Dia selalu tertarik kepada hal tentang lingkungan. Mungkin karena sering menonton saluran discovery channel di rumah.

Teringat ketika bermain sore hari di taman merdeka,

"papa, pohon itu kasih kita oksigen untuk nafas, kan?" kata Meysa,

"Iya sayang, kamu tau banyak sekarang." jawab ku

"Kenapa pohon di tebang, pa?" Meysa merespon langsung ketika melihat penebangan pohon di taman. Sebelum aku menjawab pertanyaannya, Meysa melanjutkan pertanyaan lagi, "hmm. papa. Orang yang bisa suruh dia berhenti siapa yah?”. “badan lingkungan hidup kota ini, sa”, Jawab ku.

Dan keesokan harinya dia berlari mendekati ku yang baru saja pulang kerja, “hei, manis.” Aku gendong, dan Meysa pun langsung berbisik kepada ku, “papa, aku ingin jadi menteri lingkungan hidup, supaya nggak ada lagi yang nebang pohon”. “Kamu pasti bisa, sayang” sambil mencium pipi kanannya dan tersenyum kepada istri ku.

Perjalanan hampir usai, ditandai dengan udara segar menyejukkan tubuh ketika menghirup nafas panjang dan terdengar suara jangkrik bernyanyi menghibur kami dalam perjalanan malam hari itu.

“Kakek, disini sejuk yah udaranya, bebas polusi !.”, Meysa. Sambil memeluk dan tersenyum kepada kakeknya. “Wah, Meysa udah tau tentang polusi yah, hebat ! Di rumah kakek, banyak pohonnya makanya polutan dikit”, jawab ayah ku. “Meysa, tau kan apa aja polutan?” “Tau donk, kek.”. “Bagus deh kalau kamu tau, soalnya polutan itu menyebabkan polusi, polusi kan jahat, sa. Bisa buat kita sakit jantung karena udara tercemar dapat membuat peradangan, anak kecil juga kena loh (ASIP 2010), menyebabkan keterlambatan perkembangan anak di usia 3 tahun dan timbulnya penyakit asma pada anak., serta membuat IQ anak rendah (KOMPAS 2009)

“Gimana caranya yah, kek. Supaya jadi sejuk gini?” Meysa bertanya lagi.

“Dulu, papa mu itu orang yang cinta lingkungan”. “Oh ya? Papa ku hebat.” Komentar Meysa. “Terus, terus, kek.”. “Papa sering menanam pohon. Kita mulai dari yang dekat dulu, sa. Kita tanam di halaman rumah, taman komplek perumahan sampai ikut program tanam satu milyar pohonnya negara.”

“ihhh, seru. Nanti aku mulai tanam di halaman rumah, kek.”. “Bagus! cucu yang pintar.”

“Tapi kek, tanam apa yah?” Meysa penasaran. “Semua tanaman bisa ditanam di halaman sa. Di rumah kakek, ada tanaman lidah buaya dan bunga krisan, selain indah dipandang bunga krisan bisa mengurangi 90 persen polutan di dalam ruangan.” (Kompas 2010).

“Wah, kakek tau banyak, aku mau jadi pecinta lingkungan ahh” Ucap Meysa. “Kakek percaya kok Meysa Pasi bisa asal jangan lupa untuk buang sampah pada tempatnya,”

“Huamm… aku tidur dulu yah, kek”

“tidur nyenyak yah, besok kita belajar menanam pohon”

Setelah Meysa tertidur, sekarang giliran percakapan orang dewasa. Tepatnya percakapan anak dan ayah. Seperti biasa, ayah pasti menanyakan tentang karirku. Spesial pada malam ini, ayah bertanya tentang kontribusiku dalam menjaga lingkungan.

Mengingat Indonesia menjadi negara produsen karbondioksida terbesar ketiga berdasarkan pada pengukuran saat terjadi kebakaran hutan tahun 2007. (Rahmat 2010) yang dipublikasikan pada konferensi internasional perubahan iklim di Bali tahun 2010. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang paling rentan terhadap perubahan iklim. (World bank 2009), seperti banjir dan tsunami. Dan khususnya jawa barat , tempat tinggal orang tuaku, dengan tingkat polusi tertinggi se-Indonesia dapat menimbulkan hujan asam yang dampaknya lebih berbahaya. (Herlambang 2010)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik data pencemaran udara di jawa barat adalah sebagai berikut,

No.

Parameter

Jumlah Beban

Pencemaran (ton/tahun)

Tahun 1998

Jumlah Beban

Pencemaran (ton/tahun)

Tahun 2000

1.

2.

3.

4.

5.

Carbon Monoksida (CO)

Hidro Carbon (HC)

Nitrogen Oksida (NO)

Sulfur Dioksida (SO2)

Debu

113.208.00

9.918.00

5.503.00

421.00

544.00

268.378.40

23.511.75

13.046.15

1.003.55

1.290.28

Sumber : NKLD Buku II Propinsi Jabar 1998 dan BPS Propinsi Jabar 2000

Aku jawab mulai dari ecodriving, yaitu perilaku mengemudi ekonomis dan ramah lingkungan harus menjadi pedoman berkendara seperti memindahkan transmisi ke posisi yang lebih tinggi secepat mungkin, hindari pengereman dan akselerasi yang tidak perlu, matikan mesin bila memungkinkan, serta melakukan servis kendaraan dengan teratur (WWF Indonesia 2010) sampai gagasanku kepada pemerintah kota tentang tata gedung di kota. Karena aku percaya bahwa pembangunan yang pesat membawa perubahan keseimbangan lingkungan Kawasan yang seharusnya untuk lahan pemukiman kini banyak berubah untuk kawasan pendidikan, perkantoran bahkan perdagangan. Akibatnya timbul beberapa masalah lingkungan, seperti makin kurangnya ruang terbuka, kemacetan lalu lintas yang akan mengakibatkan meningkatnya kadar polusi. (SLDH 2001).

Namun, dari semua jawaban yang ku berikan pada ayahku, jawaban yang paling aku banggakan adalah aku berhasil mencetak generasi yang cinta lingkungan, Meysa. Karena aku percaya apabila setiap orang tua dapat menumbuhkan kesadaran pada anak mereka untuk menjaga lingkungan tidak diragukan lagi, kerusakan lingkungan akan terhenti karena semua generasi Indonesia tertanam cinta lingkungan dari kecil.

Keesokan harinya, sesuai janji ayahku kepada Meysa untuk mengajaknya menanam. Kami menghabiskan banyak waktu untuk menanam banyak tanaman di halaman rumah sampai waktu makan siang tiba dan kita makan siang di taman yang baru saja kita buat. “Papa, Kakek, Bunda menanam pohon itu mengasyikkan yah. Nanti kita banyak tanam di rumah” Pesan Meysa sambil memperlihatkan senyuman manisnya kepada kami.

Sore hari, kami pun pulang ke rumah, dengan diakhiri oleh percakapan antara cucu dan kakek, “Kek, aku pulang dulu yah, mau tanam-tanam di rumah.” Kata Meysa. “Oke, Meysa. Jadi pecinta lingkungan yang baik yah, dan jangan lupa untuk …”

“membuang sampah pada tempatnya” Serempak ucapan Meysa dan ayahku kompak seperti sahabat yang sudah lama kenal.


Dan selama perjalanan, Meysa tidak berhenti menceritakan tentang apa yang dia dapat dari kakeknya dan terus berbicara tentang apa yang akan dia lakukan nanti sesaat sampai di rumah. “Meysa ingin tanam pohon di halaman rumah, nanti Meysa ajak teman-teman juga dan mulai sekarang Meysa akan membuang sampah pada tempatnya.” Ucapan Meysa yang menjadi kalimat favorit ku. Sekali lagi aku meyakinkan pada diri sendiri bahwa aku percaya apabila setiap orang tua dapat menumbuhkan kesadaran pada anak mereka untuk menjaga lingkungan tidak diragukan lagi, kerusakan lingkungan akan terhenti karena semua generasi Indonesia tertanam cinta lingkungan dari kecil.



Daftar Pustaka

1. American Society untuk Patologi Investigasi (ASIP). 2010. Polusi udara dapat merusak jantung dan meningkatkan resiko penyakit [Terhubung berkala] http://www.news-medical.net/news/20100429/109/Indonesian.aspx?page=2

2. Awas, Polusi Udara Bikin IQ Anak Rendah.2009. [terhubung berkala] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/21/10480740/Awas.Polusi.Udara.Bikin.IQ.Anak.Rendah

3. Herlambang , Cornelius Helmy. 2010. Tingkat Polusi Jabar Tinggi, Awas Hujan Asam. [Terhubung berkala] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/28/21040960/Tingkat.Polusi.Jabar.Tinggi..Awas.Hujan.Asam

4. http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAEXTN/0,,contentMDK:22393673~pagePK:1497618~piPK:217854~theSitePK:226309,00.html (2009)

5. Rahmat. 2010. Indonesia Penyumbang Polusi Terbesar Ketiga. [Terhubung berkala] http://news.okezone.com/read/2010/03/10/337/311108/indonesia-penyumbang-polusi-terbesar-ketiga

6. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Jawa Barat.2001[terhubung berkala] www.menlh.go.id/i/art/pdf_1065226849.pdf

7. Tanaman yang dapat menyerap polutan. 2010. [Terhubung berkala] http://properti.kompas.com/index.php/read/2010/08/03/21025424/Tanaman.yang.Dapat.Menyerap.Polutan

8. WWF Indonesia. 2010. Smart Driving, Eco Driving [terhubung berkala] http://www.wwf.or.id/berita_fakta/publications/?19582/Smart-Driving-Eco-Driving


Tidak ada komentar: