Kamis, 22 November 2012

Surat Seorang Ibu di Palestina

Membaca dan mendengar berita betapa sedihnya saudara2 muslim di palestina khawatir setiap hari setiap detik dalam hidupnya terhadap ancaman BOM udara, peluru nyasar, dll yang tentu saja dapat merenggut jiwanya, sahabat karibnya, keluarganya dalam sekejap. (Sangat bersyukur bahwa allah SWT masih memberikan ketertiban, keamanan dan kesejahteraan di sekililing kehidupanku di Bogor, Indonesia ini.)

Kembali lagi membahas tentang konflik Israel dan Palestina. Mengutip dari harian Republika OnLine, terdapat surat seorang Ibu tentang kehidupannya di Palestina. dan lagi-lagi bertambah rasa syukur saya sebagai pembacanya. Nah, dalam post ini, saya akan menshare isi surat tersebut.
SIlahkan membaca.


Assalamu’alaikum wr. wb.
Aku yakin banyak orang yang akan mendengarkan kata-kataku ini. Dan juga yakin, sebagian besar dari Anda peduli tentang kami, atau mau peduli tentang penderitaan kami. 

Untuk itulah Anda membaca surat ini. Aku ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas perhatian Anda.

Kami menyambut hari dengan memastikan bahwa kami memiliki cukup cadangan air untuk diminum. Namun, listrik padam, sehingga kami tidak bisa memompa air.

Aku juga harus memastikan ketersediaan stok makanan untuk anak-anak karena sulitnya mencari kebutuhan pokok. Sebab, tentara Zionis telah membunuh penjual makanan yang biasa datang ke tempat kami. Israel juga telah membunuh tukang air keliling yang tiap pagi lewat di kampung. 

Aku juga takkan membiarkan suami pergi mencari air atau makanan. Karena kuyakin, bila suamiku nekat pergi ke pasar, dia tak bakal kembali lagi. Sebab, jika drone (pesawat mata-mata Israel) melihatnya membawa kantong makanan, ia dijadikan sasaran tembak. 

Drone Israel akan menganggap suamiku—yang menggotong karung di pundaknya—sebagai ancaman. Padahal, dia mungkin hanya membawa kentang atau tomat. Dan aku pun bakal hidup sendiri tanpa suami dan kekasih hati.

Di malam hari, aku mengajak anak-anak tidur bersama dalam satu ruangan. Aku berkisah kepada mereka tentang kekejaman perang dan menjawab setiap pertanyaan mereka tentang serangan brutal Israel.

Ketika anak-anak telah tidur pulas, kupandang wajah-wajah mereka yang polos di balik kegelapan. Maaf jika lancang... aku seolah-olah melihat calon-calon korban pembantaian di wajah anak-anakku.

Aku teringat wajah bocah-bocah yang jadi korban pembunuhan serdadu Zionis, dan membayangkan tubuh anak-anakku bersimbah darah atau hancur di bawah puing-puing. 

Aku menangis, tersedu, terisak...  dan berdoa kepada Allah agar menjaga keselamatan anak-anakku. Atau jika memang Allah mau mengambil nyawa mereka, hendaknya Dia memberikan kematian yang indah agar mereka tak merasakan perihnya sakaratul maut. 

Aku juga selalu membawa KTP kemana-mana, setiap saat. Dengan demikian, jika aku mati nanti, mereka akan tahu ada lagi seorang Palestina yang telah mengorbankan darahnya demi tanah air. Di lain pihak, entah mengapa, aku yakin setiap tetes darahku telah menjadi incaran Zionis. 

Yang kuharapkan dari orang-orang yang mendengarkan kata-kataku ini... untuk bersikap seolah-olah mereka berada di posisi kami. Merasakan sakitnya perang, mendengarkan dentum roket dan bom di atas kepala, menanti kematian yang datang menghampiri detik demi detik.

Walau demikian, aku yakin mimpiku menjadi nyata, suatu saat nanti. Aku hanya berharap darimu, dari Anda semua, bantulah kami mewujudkan impian itu. Bangkitlah bersama-sama, hadapi pemerintah Anda, pemerintahan yang bisu tanpa suara. Katakan kepada mereka, “Sebagai manusia kami juga punya hak untuk hidup, melawan, dan menang. Kami akan menang, suatu hari nanti!” 

Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jalur Gaza, Palestina
Rabu, 21 November 2012

Sumber : Republika Online

Minggu, 30 Oktober 2011

Kekuatan Tahajud

Rasulullah SAW bersabda, ”Raihlah kemuliaan dengan bangun shalat malam saat manusia lelap tidur.” Sungguh semua para Rasul, anbia, aulia, dan ulama pilihan adalah penggemar, bahkan penikmat tahajud. Inilah hidangan hidayah terlezat bagi hamba-hamba Allah.

Ya, memang yang namanya shalat malam itu waktu yang paling romantis disaat kamu ingin mendekatkan diri kepada ALLAH swt dan waktu yang paling sempurna untuk melepas rindu.

sebelumnya telah duceritakan dalam surat cinta manusia yang malamnya penuh cinta yang diakhiri oleh kata-kata, Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam.


Mengadulah pada-NYA pada waktu yang Ia minta untuk mengadu padanya di tengah malam. Rintihan batin dan tangisan sukma benar-benar didengar dan diperkenankan oleh-Nya.

Ya, sekali lagi memang DIA-lah, tempat mengadu. Pas banget buat kamu yang lagi punya masalah keuangan, pas banget buat kamu yang punya masalah ujian yang susah, pas banget buat kamu yang lagi punya masalah sama dosen, pas banget buat kamu yang lagi punya masalah percintaan, dan sekali lagi buat kamu yang lagi punya masalah A, B sampai Z.

Ya, sekali lagi aku tegaskan, S-E-M-U-A nya bisa diadukan, karena semua berjalan dalam kehendakNYA, nafas hidup cinta dan segalanya.

OK, selamat membaca dan semoga bermanfaat. :)


Dunia sempat tersentak, tercengang, dan terkagum-kagum ketika imperium raksasa dunia, Persia dan Romawi tumbang oleh kekuatan umat Islam yang baru muncul.

Raja Persia mengirim utusan untuk meminta bantuan pada Kaisar Cina. Dengan keheranan, Kaisar Cina bertanya, ””Apa gerangan kekuatan istimewa tentara Islam?””

Utusan Persia menjawab, ””Malam bagaikan pendeta dan siang laksana singa Tuhan.”” (Versi Persia).

Malam mereka menjalin hubungan mesra dengan Allah. Siang mereka sebagai pejuang yang gagah berani.

Sejarah mencatat bahwa kebangkitan umat Islam tidak saja diperjuangkan dengan keringat dan darah, tetapi juga dengan linangan air mata, tahajud. Inilah yang Allah janjikan dalam QS Al-Isra: 79.

Sungguh terbukti bahwa maqaman mahmudan ”kedudukan terpuji” diraih oleh umat Islam. Dua pertiga bumi dikuasai. Azan menjadi nada musikal terindah selama tujuh abad lamanya.

Inilah kedahsyatan qiyamul lail. Betapa banyak kelompok yang sedikit, tetapi berkualitas (mukminin) mengalahkan kelompok yang banyak, tetapi sekadar kuantitas (kafirun, munafiqun, fasiqun, musyrikun, zhalimun) dengan izin Allah (QS Al-Baqarah: 249).

Perhatikanlah kata izin Allah. Alam semesta ini dalam iradat dan kodrat-Nya (QS Yasin: 82).

Penikmat tahajud hanyalah hamba pilihan. Tidak semua Muslim terpanggil melakukannya. Buktinya, semua kita bisa bangun malam, tetapi belum tentu mau shalat malam. Apakah sama hamba-Ku yang bangun shalat malam yang mengharapkan rida-Ku, rahmat-Ku, ampunan-Ku dengan mereka yang lelap dalam peraduan tidur.

Apakah sama hamba-Ku yang cerdas dengan yang tidak. Sesungguhnya hanya orang yang cerdas yang mengingat-Ku di tengah malam. (QS Az-Zumar:9)

Sesungguhnya, bangun di tengah malam lebih tepat untuk menjadi khusyuk. Bacaan kala itu sungguh amat berkesan. Thiban nafs, kata Nabi, jiwanya hidup bercahaya. Semakin jelaslah bahwa tahajud adalah ibadah bagi pemburu keridaan-Nya. Karena itu, raihlah kemuliaan malam dan kenikmatan hidup pada-Nya. Untaian tasbih, gerak tubuh, tetesan air mata ”kan menjadi kebanggaan Allah di hadapan para malaikat-Nya.

Semoga kamu, kita bisa dibukakan matahatinya untuk memulai shalat tahajud tiap malam.

Amin.

Senin, 08 Agustus 2011

Semangat Ramadhan pemain bola

Alhamdulilllah, kita bisa diberi kenikmatan dan umur untuk bertemu dengan bulan penuh berkah, bulan penuh peluang untuk menang. bulan ramadhan. Semoga kita dapat memaksimalkan

Seperti telah dijelaskan dalam hadist2

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda,“Puasa adalah perisai” (HR. Tirmidzi. “Hadits hasan shahih”.). Perisai diri dari perbuatan keji, dosa dan api neraka.

Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka. [HR al-Bukhari (no. 3103) dan Muslim (no. 1079)]
Dan lain-lain.

Buat yang suka main RPG, Ramadhan itu seperti kamu lagi nge-hunt dan lagi event 100x XP. Subhanallah kan?

Sabtu, 09 Juli 2011

Lomba Dunia Maya - Nuripa (yang Aku Jaga Eksistensinya)

Kalau untuk aku, facebook itu sebagai media eksistensi terhadap seseorang yang tidak bisa ditemui di dunia nyata, padahal aku kenal sama dia tapi jarak yang jauh dan kesempatan yang memang belum berpihak padaku.

Cerita ini bermulai dari Masa Orientasi Kampus, namanya Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB). Seluruh mahasiswa baru dibagi menjadi 25 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 150 mahasiswa. Ya, aku sekolompok dengannya yang aku jaga eksistensinya sampai sekarang melalui facebook. Memang sangat beruntung dapat bertemu dengan peluang 1 : 3750 mahasiswa dan yang paling terkenang dan mungkin masih menjadi satu-satunya kenangan adalah pada malam sebelum hari terakhir masa orientasi, aku membawa kamera dan memberanikan diri untuk foto bersamanya. Ya, aku tegaskan lagi, hanya berdua.

Waktupun berlalu, sudah lama tidak bertemu dan bodohnya adalah aku tidak mengetahui siapa namanya, hanya terbayang dengan jelas bagaimana paras wajahnya, lebar dahinya, mancung hidungnya dan manis senyumnya. Ada acara buka puasa bersama yang aku ketahui dari event di group facebook kelompok MPKMB ku saat awal puasa sebelum libur kuliah.

OK! Aku coba maksimalkan kesempatan ini. Pertama, aku cari fotonya di account facebook yang ada di grup add dia, wall to wall mengajak dia ikut, kenalan dan melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ternyata rencana hanya rencana. Tidak ada foto di group itu yang sesuai dengan yang terbayang dalam otakku. Well, aku coba cari di buku catatan MPKMB dalam buku itu terdapat data nama, asal, dan nomor telepon. Aku cari dan seleksi dengan foto yang ada di grup, “oke, semoga yang ini” ucapku yakin dengan pilihanku! Hari itu juga langsung sms ke nomor yang ada di buku, mengingatkan sahur, buka puasa, shalat tarawih, shalat malam dan sampai ke tujuan akhir, mengajak ikut serta buka puasa bersama.

Sampai pada hari acara buka puasa bersama, aku lihat-lihat sekeliling masih belum terlihat sosok yang aku harapkan datang, “Hmm.. mungkin belum datang” pikirku positif sekaligus menghibur diri. Sampai saatnya pada agenda perkenalan dan aku sms “nggak datang yah?”. Bipp bippp, “dateng kok, ada di samping bake” sms balasannya. Oh my GOD, dari sini sadar bahwa aku salah orang.

Kuliah tingkat satu berlanjut setelah liburan awal puasa, sekarang sudah semester dua dan masih tidak ada kemajuan hanya kenangan foto berdua yang diupload di facebook. Ya, walaupun modalnya hanya pernah foto bersama, aku selalu bilang ke teman-temanku bahwa dia adalah calon istriku. (Amin)

Emang yang mana sih, ban? Mungkin gw kenal”, Ucap temanku yang tertarik untuk mengupas tentang dia lebih lanjut.

“Ini yang ada di album keluarga 21 solutif family di facebook.” dengan handphone SE W580i merah jambu aku perlihatkan padanya.

“Oh, ini mah temen satu lorong gw. Namanya Nuripa Paripa (nama samaran)” Alhamdulillah, akhirnya ada jalan juga semoga ini benar-benar jodohnya deh.

Hari ini lagi liburan lebaran dengan bekal nama lengkap aku mulai cari-cari info tentang dia. Ya, dengan dunia maya kita hampir bisa tahu segalanya apalagi kalau dia seorang yang eksis sering tulis-tulis di internet. Aku ketik nama lengkapnya di google, ‘Nuripa Paripa’ dan dalam sekejap muncul info-info yang aku dapatkan. Ternyata dia berasal dari Jakarta Utara, lulusan sekolah SMA negeri 33 Jakarta, keluarga besarnya di Bali, adiknya, kakaknya, kelas kuliah tingkat pertama sampai cerita tentang dia yang ditulis di blog-blog temannnya, lalu account facebook yang dapat dipakai untuk melakukan strategi-strategi perapatan alias pendekatan. Aku add facebooknya tunggu sehari, dua hari, semingu. “Wah, belum diaccept juga. Hmm. Apa mungkin di reject ya?”

Disaat pikiran direject atau emang belum ke klik buat add karena koneksi internetnya jelek, teman karibku, anwar, bilang “wah, lo kelamaan, bro. kesalib orang lain baru nyesel deh.”

Ya, kami memang selalu bertukar informasi , berbagi cerita dan lain-lain melalui message FB, chatting YM, dan email, dengan adanya teknologi internet, kita bisa berkomunikasi secara instant tanpa dibatasi oleh jarak antara Bogor dan Bandung. Chat kami hari itu, diakhiri dengan suggest friend Nuripa kepadaku. Keesokan harinya aku add ulang dan alhamdulillah untuk kali ini kita berteman walaupun dari facebook.

Hari ini, liburan lebaran. Saatnya berkumpul dengan teman satu kelas SMA. Lagi-lagi event di grup facebook yang membuat kami bersilaturahmi, bertatap muka, bersenda gurau, bercerita tentang masa kuliah sampai mengulang cerita saat-saat SMA. Malam sudah semakin larut, ini sesi curhat dan aku ceritakan ke teman-temanku. “Yang jelas, jangan dulu post di wall dia sebelum lo kenalan sama dia. Sekarang lo like aja apapun status dia, klo dia kasih komen, nah baru lo komen” Itu adalah kalimat kesimpulan pada semua yang telah kami diskusikan. Mulai hari itu, tiap ada kesempatan online depan komputer, buka profil dia, ada status klik like.

Liburan usai, sekarang mulai kuliah lagi. Masih teringat hari itu, kuliah kimia, siang hari pukul 13.45, langit cerah, teriknya sinar matahari terhalang oleh awan, dan panasnya ruangan kelas. Mimpi apa aku semalam? Tidaak disangka-sangka bidadari yang belum kenalan secara langsung itu datang masuk kelas. Ya, sekali lagi ku tegaskan dia hadir di kelasku, kita dalam satu ruangan!. “Hari ini atau tidak sama sekali” itu dalam pikiranku. Memang sudah di semester dua ini aku belum juga mendapatkan kesempatan untuk berkenalan secara tatap muka langsung, bertemu saja tidak pernah. Kuliah selesai, harimau pun langsung membidik sasaran dan mengejar rusa, mangsanya.

Hey, nuripa

Iya, kenapa ya?”, Hela nafas panjang, berharap oksigen yang dihirup menyelimuti jantung yang berdetak kencang sekali.

”Saya tau tentang kamu, tapi kamu gak tau saya. Saya yunan, hmm. Kita satu kelompok MPKMB.

Saya Nuripa, senang berkenalan. Saya kuliah dulu ya.”

Misi selesai, aku berharap momen ini sebagai awalan untuk melakukan momen indah keesokan harinya bahkan keesokan tahunnya.

Kini semester tiga, selama satu semester ini tidak bertemu sama sekali dengannya, walaupun mengikuti salah satu mata kuliah departemennya. Memang dibatasi oleh jarak, butuh waktu 15 menit untuk mencapai departemenku dari departemennya. Tetapi, jarak tidak berlaku di facebook, kini aku lagi-lagi hanya dapat memata-matai profilnya, memberi jempol ke statusnya, apakah dia masih single atau owned oleh orang lain. Ditambah gambar-gambar dengan bantuan snipping tools yang isinya selalu menjadi bahan obrolan yang seru dan menarik karena memotong sesuatu yang menarik di halaman profilnya via email bersama anwar, baik itu kata statusnya dia. Ya, sangat banyak hasil potongan statusnya dia.

Semester empat datang. Alhamdulillah dapat bertemu dengannya, berbincang bersama dengannya mengobati rindu aku padanya (Ku harap dia juga demikian). Ya, percaya atau tidak. Sekilas saja aku melihat wajahnya, wajah wanita yang lain lewat.

Untuk hari ini dan selanjutnya, aku menggunakan dunia maya untuk mengetahui apa yang dilakukannya, mencari celah untuk mendapatkan perhatiannya, dan yang sangat aku tekankan pada apapun yang aku lakukan di profilnya adalah berusaha, dia menganggap bahwa aku masih memerhatikannya dengan memberikan jempol pada statusnya, mengomentari status yang dapat aku komentari, dan dengan memberi ucapan selamat ulang tahun kepadanya walaupun hanya setahun sekali. Ya, ini adalah salah satu usaha untuk menjaga eksistensiku kepadanya. Cerita pada ucapan selamat ulang tahun di tahun ini adalah ketika satu minggu sebelum hari ulang tahunnya, sepertinya dia sengaja untuk menghilangkan tanggal ulang tahunnya di profilnya sehingga namanya tidak muncul di beranda facebook. Ini menjadi semakin menarik, dia sedang menguji apakah aku hafal dan masih memperhatikannya (Hanya terkaan, lagi-lagi menghibur diri sendiri). Ternyata, aku tidak akan absen dalam memberikannya ucapan selamat ulang tahun, karena ini adalah salah satu fungsi dari dunia maya untukku.

Sekarang tugasku adalah menjadi pria yang baik dan lebih baik dari hari ke hari karena seperti dalam salah satu paragraf terbaik dalam kitab suci alqur`an yaitu “…., sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). …” Surat Annur (24) ayat 26. Ya, itulah jawabannya, menjadi pria yang lebih baik dari hari ke hari akan menjadi jalanku untuk menjumpainya pada suatu hari nanti, hari yang telah ditentukan oleh-Nya. (Amin)

Ini adalah ceritaku, semoga terhibur dan ini sekaligus sebagai caraku untuk membuktikan ke-eksistensi-an ku kepadanya. Terima kasih.

Selasa, 28 Juni 2011

Tips Tips Sehat

bismillah.
kalau temen2 pada baca post sebelumnya di bulan maret 2010 tentang olah raga wajib tiap hari.
dan di bawah ini merupakan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencegah kena sakit dalam kata lain, tips-tips sehat.
hmm. klo yang sebelumnya di bilang olah raga wajib,, ini apa yah? sunah kah? ehh, nggak deh seperti nya ini adalah tips-tips sehat yang wajib dilakukan tiap hari untuk orang yang ingin tetap sehat setiap hari dan bugar selama seharian.
Karena teman2 percaya atau tidak ! bahwa ada orang yang tidur lagi setelah shalat shubuh, orang itu cenderung mengantuk di siang hari. lakukan survey sendiri aja deh. :D
OK, silahkan membaca ya.

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH

Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain : - Berlimpah pahala dari Allah - Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB - Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN

Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum ’at beliau mencuci rambut- rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR Muslim)

3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN Sabda Rasul :

"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) "(Muttafaq Alaih) Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda : Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan.Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan

4. GEMAR BERJALAN KAKI

Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung

5. TIDAK PEMARAH Nasihat Rasulullah :

"Jangan Marah"diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah : - Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring - Membaca Ta 'awwudz, karena marah itu dari Syaithon - Segeralah berwudhu - Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA

Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT

7. TAK PERNAH IRI HATI

untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Ya Allah,bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah...

Oh ya, tips2 di atas itu bukan dari orang yang sembarangan loh, dia adalah suri tauladan yang terbaik untuk umat manusia, panglima perang terhebat yang pernah ada yaitu rasullah saw.
semoga kita selalu sehat dan bugar dalam menjalankan aktifitas dan tentunya selalu berprestasi!

Sabtu, 21 Mei 2011

Sanguinis ? Koleris ? Plegmatis ? atau Melankolis ?

Kamu Sanguinis ?? Koleris ?? Plegmatis ?? atau Melankolis ??
heii, masih gk tau masuk yang mana? oke, silahkan membaca untuk tau kamu masuk yang mana, oh ya. kita bisa juga loh punya lebih dari satu jenis kepribadian.






SANGUINIS yang Populer.

KEKUATAN:

  • Suka bicara
  • Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
  • Antusias dan ekspresif
  • Ceria dan penuh rasa ingin tahu
  • Hidup di masa sekarang
  • Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
  • Berhati tulus dan kekanak-kanakan
  • Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
  • Umumnya hebat di permukaan
  • Mudah berteman dan menyukai orang lain
  • Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
  • Menyenangkan dan dicemburui orang lain
  • Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
  • Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
  • Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:

  • Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
  • Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
  • Susah untuk diam
  • Mudah terpengaruh atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain
  • Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
  • Mempunyai ingatan yang lemah
  • Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
  • Mudah berubah-ubah
  • Susah datang tepat waktu jam kantor
  • Prioritas kegiatan kacau
  • Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
  • Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
  • Egoistis
  • Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama



MELANKOLIS yang Sempurna.

KEKUATAN:

  • Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
  • Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
  • Artistik, musikal da n kreatif (filsafat & puitis)
  • Sensitif
  • Mau mengorbankan diri dan idealis
  • Standar tinggi dan perfeksionis
  • Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
  • Hemat
  • Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
  • Kalau sudah mulai, dituntaskan.
  • Berteman dengan hati-hati.
  • Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
  • Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
  • Sangat memperhatikan orang lain

KELEMAHAN:

  • Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
  • Mengingat yang negatif & pendendam
  • Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
  • Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
  • Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
  • Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
  • Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
  • Hidup berdasarkan definisi
  • Sulit bersosialisasi
  • Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
  • Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
  • Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)


KOLERIS yang kuat.

KEKUATAN:

  • Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
  • Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
  • Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
  • Bebas dan mandiri
  • Berani menghadapi tantangan dan masalah
  • “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
  • Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
  • Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
  • Membuat dan menentukan tujuan
  • Terdorong oleh tantangan dan tantangan
  • Tidak begitu perlu teman
  • Mau memimpin dan mengorganisasi
  • Biasanya benar dan punya visi ke depan
  • Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:

  • Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
  • Senang memerintah
  • Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
  • Menyukai kontroversi dan pertengkaran
  • Terlalu kaku dan kuat/ keras
  • Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
  • Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
  • Sering membuat keputusan tergesa-gesa
  • Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
  • Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
  • Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
  • Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
  • Mungkin selalu benar tetapi tidak populer



PLEGMATIS yang Damai.

KEKUATAN:

  • Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
  • Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
  • Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
  • Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
  • Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
  • Penengah masalah yg baik
  • Cenderung berusaha menemukan cara termudah
  • Baik di bawah tekanan
  • Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
  • Rasa humor yg tajam
  • Senang melihat dan mengawasi
  • Berbelaskasihan dan peduli
  • Mudah diajak rukun dan damai

KELEMAHAN:

  • Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
  • Takut dan khawatir
  • Menghindari konflik dan tanggung jawab
  • Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
  • Terlalu pemalu dan pendiam
  • Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
  • Kurang berorientasi pada tujuan
  • Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
  • Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
  • Tidak senang didesak-desak
  • Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

Kamis, 14 April 2011

Mencintai se-jantan ALI

Tau ALi??
siapa? ali fadhil haq, itu tetangga gw.
Mohammed ali? heh, itu mah petinju legendaris.
Ini ali bin abi thalib.

Sahabat yang mendapat julukan Baabul 'Ilmu atau Pintu Ilmu, karena begitu tingginya ilmunya,

Sahabat yang mendapat julukan Karamallahu Wajhah, karena begitu mulia wajahnya,

Sahabat yang memulai kehidupan rumah tangganya bersama Fathimah bukan mulai dari nol, tapi mulai dari minus : rumah berhutang, mahar baju besi, dll

Namun, di antara kemuliaan-kemuliaan yang dimilikinya, salah satunya ini yang menarik.

Ya, bagaimana saat Ali mencintai seseorang yang didambakannya, namun belum memiliki keberanian tuk melamarnya,

Ya, justru ketidakberaniannya yang mencerminkan rasa malu yang tinggi, itulah letak Kejantanan Ali bin Abi Thalib dalam mencintai seseorang tersebut.
Ingin tau kisahnya?

Kenapa disebut gitu?? Penasaran? okai, cek jawabannya dibawah ini. hehe. selamat membaca dan mengambil ilmu sebanyak-banyaknya. :D

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”

’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”

”Aku?”, tanyanya tak yakin.

”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.



Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.



”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

”Entahlah..”

”Apa maksudmu?”

”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”



Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”



Inilah cinta yang luar biasa. Di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali bin Abi Thalib. Hanya 2 pilihan. Mempersilahkan atau mengambil kesempatan. Mempersilahkan berarti mengambil pengorbanan, mengambil kesempatan berarti keberanian. Dan keduanya dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib dengan penuh keikhlasan. Dan bagi para pecinta sejantan Ali, selalu ada rasa manis dalam keduanya.